I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Linux adalah suatu sistem operasi bertipe
unix yang bersifat multiuser dan multitasking yang dapat berjalan pada semua
platform. Salah satu nitro linux yang baik untuk sistem instalasi server adalah
debian, hal ini dapat di lihat pada perkembangan dan posisinya yang sangat
bagus dalam beberapa integrasi manajemen paket serta memiliki akses yang luas
ke banyak aplikasi perangkat lunak bebas.
B. Tujuan
· Mengetahui langkah-langkah dalam
pemasangan sistem operasi linux (Debian 6)
II. ALAT dan BAHAN
1. Satu
unit komputer yang dilengkapi dengan CD-ROM.
2. Linux
Debian 6 Installer Disc.
III. PEMBAHASAN
A. Langkah Kerja
1. Nyalakan
komputer anda dan masukkan Installer Disc pada CD-ROM.
2. Atur
konfigurasi BIOS anda, yaitu boot priority agar booting dengan prioritas utama
yang pertama adalah Disk Installer Debian 6. Save dan reboot komputer anda.
(Penjelasan boot priority ada pada pratikum sebelumnya)
3. Setelah
reboot, komputer akan membaca Disk Installer tersebut dan anda akan memasuki
Installer Boot Menu.
5. Setelah
loading beberapa saat, pilih bahasa yang ingin digunakan dalam pemasangan. Klik
Continue.
8. Installer
akan mengload data dari Disc Installer (memakan waktu sekitar beberapa menit
tergantung spesifikasi komputer yang dipakai) dilanjutkan dengan konfigurasi
DHCP (pengenalan IP otomatis). Dalam hal
ini, komputer yang dipakai tidak terhubung dengan jaringn manapun dan akan
memunculkan kata “Network autoconfiguration failed” yang menunjukkan bahwa
konfigurasi secara otomatis gagal dilakukan.
9. Pada
“Configure the network”, pilih “Do not configure the network at this time”.
Konfigurasi jaringan dapat dilakukan pada saat selesai pemasangan.
11. Masukkan
password sebanyak dua kali untuk verifikasi pengguna. Password ini digunakan
untuk administrator/root/superuser yang memiliki kekuasaan untuk mengubah
konfigurasi sistem.
14. Pada
“Configure the clock”, pilih zona waktu untuk pengaturan jam dan tanggal
sistem. Kemudian Continue.
15. Pada
“Partition disks”, pilih manual agar pembagian partisi sesuai dengan keinginan.
Dalam hal ini, saya ingin hardisk terpasang dua sistem operasi yang berbeda.
(Dual Boot).
16. Kita
akan diarahkan pada susunan partisi yang sebelumnya terdapat pada hardisk.
Pilih space hardisk yang kosong. Pada pembagian partisi ini, ada empat partisi
yang harus ada dalam pemasangan linux yaitu swap, root, boot, dan home.
17. Partisi
pertama yang dibuat adalah swap. Kemudian “create a new partition”. Atur
partisi swap sebanyak dua kali dari ukuran RAM yang digunakan. Dalam hal ini
kami menggunakan 2 GB RAM jadi partisi swap yang akan digunakan sebanyak 4 GB.
Kemudian pilih Beginning agar alokasi partisi berada di paling depan. Pilih
swap pada “How to use this partition”. Kemudian continue.
18. Partisi
kedua adalah root. Sama seperti pembuatan partisi swap namun kita menggunakan
sebanyak 20 GB dari free space hardisk. Pada “How to use this partition” kita
menggunakan “Ext 3 journaling file system”. Kemudian mount pointnya root adalah
“/” dan sisa konfigurasi nya default. Kemudian continue.
19. Partisi
ketiga adalah boot. Pembuatan sama seperti partisi root namun menggunakan alokasi
hardisk sebanyak 500 MB dan mountpoint “/boot”.
20. Partisi
terakhir adalah home. Pembuatannya sama seperti partisi root. Menggakan sisa
Free Space yang ada pada harddisk dan mountpoint “/home”.
22. Kemudian
kita akan diberi konfirmasi apakah pembagian partisi tersebut benar sebelum
diformat. Pilih yes untuk melanjutkan dan Continue.
24. Kemudian
Installer akan mengkonfirmasi apakah ingin menginstal paket melalui Disc yang
berbeda. Apabila tidak, pilih No kemudian Continue.
25. Pilih
“No” apabila tidak ingin berpartisipasi pada Survey pada “Configuring
popularity contest”. Kemudian Continue.
26. Kita
akan diarahkan pada daftar paket yang ingin diintall. Dalam hal ini kami hanya
memasang “Graphical desktop environmet” yaitu pengoperasian berbasis GUI dan
“Standard system utilities”. Pemasangan paket software yang lain dapat dipasang
setelah Sistem Operasi dijalankan.
27. Kemudian
pemasangan Sistem Operasi berjalan. Proses ini akan berjalan sekitar 20 menit
bergantung spesifikasi komputer yang dipakai.
29. Setelah
beberapa saat, komputer akan reboot dan Debian siap dijalankan. Jagan lupa
untuk mengembalikan konfigurasi BIOS tentang boot priority tadi.
30. Setelah
reboot kita akan diarahkan ke bootloader dimana kita akan memilih sistem
operasi yang ingin dijalankan pada hardisk. Pilih Debian (tanpa recovery mode).
B.
Hasil
dan Analisis
1. Dibutuhkan
ketelitian dan prosedur yang jelas dalam pemasangan Sistem Operasi Linux.
2. Kesalahan
dalam konfigurasi sebelum pemasangan dapat berpengaruh pada pemakaian sistem
operasi setelah pemasangan.
3. Grub
dari Linux tidak akan menampilkan bootloader dari Windows yang telah terpasang
sebelumnya walaupun sudah mendeteksi adanya bootloader Windows itu sendiri. Cara
untuk menampilkannya dengan mengedit konfigurasi /boot/grub/grub.cfg.
4. Kita
tidak bisa mengakses file di partisi Linux melalui Windows karena perbedaan
format file sistem kecuali melalui aplikasi utiliti untuk mengaksesnya secara
langsung.
5. Pada
pembuatan partisi Linux terdapat 4 partisi utama yang harus ada yaitu swap,
root, boot, dan home, meskipun sebenarnya terdapat partisi yang lainnya seperti
bin, sbin, usr, opt, tmp, mnt, dan var.
6. Swap
berfungsi sebagai virtual memory (memori bayangan) digunakan sebagai RAM
cadangan apabila aplikasi memenuhi RAM. Besarnya partisi swap diatur dari dua
kali besar RAM.
7. Root
adalah adalah tempat dimana file iso linux di Install dan berisi data dari superuser/administrator
dan sistem operasi.
8. Boot
adalah partisi yang berisi informasi berkaitan dengan device dan service yang
dijalankan ketika komputer melakukan booting.
9. Home
adalah partisi berisi data dari user yang terdaftar dalam komputer yang
bersangkutan.
IV.
Kesimpulan
Penginstalan sistem operasi Linux Debian
6 memiliki langkah prosedur yang mudah namun harus teliti dalam konfigurasi
untuk menghindari kesalahan sistem dan pemakaian setelah penginstalan sistem
operasi itu sendiri. Linux Debian 6 biasanya digunakan untuk management
jaringan (server). Debian 6 lebih populer digunakan dibanding sistem operasi
jaringan yang lain disebabkan stabilitasnya yang tidak diragukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar