Jumat, 21 Oktober 2016

Praktikum 4: PENGINSTALAN SISTEM OPERASI LINUX (DEBIAN 6)

I. PENDAHULUAN
          A. Latar Belakang
Linux adalah suatu sistem operasi bertipe unix yang bersifat multiuser dan multitasking yang dapat berjalan pada semua platform. Salah satu nitro linux yang baik untuk sistem instalasi server adalah debian, hal ini dapat di lihat pada perkembangan dan posisinya yang sangat bagus dalam beberapa integrasi manajemen paket serta memiliki akses yang luas ke banyak aplikasi perangkat lunak bebas.
  B. Tujuan
· Mengetahui langkah-langkah dalam pemasangan sistem operasi linux (Debian 6)

II. ALAT dan BAHAN
1.     Satu unit komputer yang dilengkapi dengan CD-ROM.
2.     Linux Debian 6 Installer Disc.

 III. PEMBAHASAN
      A. Langkah Kerja
1.     Nyalakan komputer anda dan masukkan Installer Disc pada CD-ROM.
2.     Atur konfigurasi BIOS anda, yaitu boot priority agar booting dengan prioritas utama yang pertama adalah Disk Installer Debian 6. Save dan reboot komputer anda. (Penjelasan boot priority ada pada pratikum sebelumnya)
3.     Setelah reboot, komputer akan membaca Disk Installer tersebut dan anda akan memasuki Installer Boot Menu.

4.     Pilih Graphical Install untuk menjalan pemasangan Debian dalam GUI mode.

5.     Setelah loading beberapa saat, pilih bahasa yang ingin digunakan dalam pemasangan. Klik Continue.

6.     Pilih lokasi anda saat ini, kemudian Continue.

7.     Pilih keymap (jenis susunan keyboard yang digunakan), kemudian Continue.

8.     Installer akan mengload data dari Disc Installer (memakan waktu sekitar beberapa menit tergantung spesifikasi komputer yang dipakai) dilanjutkan dengan konfigurasi DHCP (pengenalan IP otomatis).  Dalam hal ini, komputer yang dipakai tidak terhubung dengan jaringn manapun dan akan memunculkan kata “Network autoconfiguration failed” yang menunjukkan bahwa konfigurasi secara otomatis gagal dilakukan.


9.     Pada “Configure the network”, pilih “Do not configure the network at this time”. Konfigurasi jaringan dapat dilakukan pada saat selesai pemasangan.

10. Masukkan nama host sesuai keinginan.

11. Masukkan password sebanyak dua kali untuk verifikasi pengguna. Password ini digunakan untuk administrator/root/superuser yang memiliki kekuasaan untuk mengubah konfigurasi sistem.

12. Masukkan nama user yang akan digunakan kemudian Continue.

13. Masukkan password untuk user kemudian Continue.

14. Pada “Configure the clock”, pilih zona waktu untuk pengaturan jam dan tanggal sistem. Kemudian Continue.

15. Pada “Partition disks”, pilih manual agar pembagian partisi sesuai dengan keinginan. Dalam hal ini, saya ingin hardisk terpasang dua sistem operasi yang berbeda. (Dual Boot).

16. Kita akan diarahkan pada susunan partisi yang sebelumnya terdapat pada hardisk. Pilih space hardisk yang kosong. Pada pembagian partisi ini, ada empat partisi yang harus ada dalam pemasangan linux yaitu swap, root, boot, dan home.

17. Partisi pertama yang dibuat adalah swap. Kemudian “create a new partition”. Atur partisi swap sebanyak dua kali dari ukuran RAM yang digunakan. Dalam hal ini kami menggunakan 2 GB RAM jadi partisi swap yang akan digunakan sebanyak 4 GB. Kemudian pilih Beginning agar alokasi partisi berada di paling depan. Pilih swap pada “How to use this partition”. Kemudian continue.

18. Partisi kedua adalah root. Sama seperti pembuatan partisi swap namun kita menggunakan sebanyak 20 GB dari free space hardisk. Pada “How to use this partition” kita menggunakan “Ext 3 journaling file system”. Kemudian mount pointnya root adalah “/” dan sisa konfigurasi nya default. Kemudian continue.

19. Partisi ketiga adalah boot. Pembuatan sama seperti partisi root namun menggunakan alokasi hardisk sebanyak 500 MB dan mountpoint “/boot”.

20. Partisi terakhir adalah home. Pembuatannya sama seperti partisi root. Menggakan sisa Free Space yang ada pada harddisk dan mountpoint “/home”.

21. Setelah selesai pilih “Done setting up the partition” dan pilih continue.

22. Kemudian kita akan diberi konfirmasi apakah pembagian partisi tersebut benar sebelum diformat. Pilih yes untuk melanjutkan dan Continue.

23. Installer akan menformat harddisk. Tunggu beberapa menit.

24. Kemudian Installer akan mengkonfirmasi apakah ingin menginstal paket melalui Disc yang berbeda. Apabila tidak, pilih No kemudian Continue.


25. Pilih “No” apabila tidak ingin berpartisipasi pada Survey pada “Configuring popularity contest”. Kemudian Continue.


26. Kita akan diarahkan pada daftar paket yang ingin diintall. Dalam hal ini kami hanya memasang “Graphical desktop environmet” yaitu pengoperasian berbasis GUI dan “Standard system utilities”. Pemasangan paket software yang lain dapat dipasang setelah Sistem Operasi dijalankan.

27. Kemudian pemasangan Sistem Operasi berjalan. Proses ini akan berjalan sekitar 20 menit bergantung spesifikasi komputer yang dipakai.

28. Dilanjutkan dengan pemasangan boot loader. Pilih yes untuk pemasangan.

29. Setelah beberapa saat, komputer akan reboot dan Debian siap dijalankan. Jagan lupa untuk mengembalikan konfigurasi BIOS tentang boot priority tadi.


30. Setelah reboot kita akan diarahkan ke bootloader dimana kita akan memilih sistem operasi yang ingin dijalankan pada hardisk. Pilih Debian (tanpa recovery mode).

31. Setelah masuk ke sistem operasi Debian. Masukkan password user.


32. Debian akan memunculkan desktopnya, dan sistem operasi tersebut dapat dipakai.


B.    Hasil dan Analisis
1.     Dibutuhkan ketelitian dan prosedur yang jelas dalam pemasangan Sistem Operasi Linux.
2.     Kesalahan dalam konfigurasi sebelum pemasangan dapat berpengaruh pada pemakaian sistem operasi setelah pemasangan.
3.     Grub dari Linux tidak akan menampilkan bootloader dari Windows yang telah terpasang sebelumnya walaupun sudah mendeteksi adanya bootloader Windows itu sendiri. Cara untuk menampilkannya dengan mengedit konfigurasi /boot/grub/grub.cfg.
4.     Kita tidak bisa mengakses file di partisi Linux melalui Windows karena perbedaan format file sistem kecuali melalui aplikasi utiliti untuk mengaksesnya secara langsung.
5.     Pada pembuatan partisi Linux terdapat 4 partisi utama yang harus ada yaitu swap, root, boot, dan home, meskipun sebenarnya terdapat partisi yang lainnya seperti bin, sbin, usr, opt, tmp, mnt, dan var.
6.     Swap berfungsi sebagai virtual memory (memori bayangan) digunakan sebagai RAM cadangan apabila aplikasi memenuhi RAM. Besarnya partisi swap diatur dari dua kali besar RAM.
7.     Root adalah adalah tempat dimana file iso linux di Install dan berisi data dari superuser/administrator dan sistem operasi.
8.     Boot adalah partisi yang berisi informasi berkaitan dengan device dan service yang dijalankan ketika komputer melakukan booting.
9.     Home adalah partisi berisi data dari user yang terdaftar dalam komputer yang bersangkutan.

IV. Kesimpulan
Penginstalan sistem operasi Linux Debian 6 memiliki langkah prosedur yang mudah namun harus teliti dalam konfigurasi untuk menghindari kesalahan sistem dan pemakaian setelah penginstalan sistem operasi itu sendiri. Linux Debian 6 biasanya digunakan untuk management jaringan (server). Debian 6 lebih populer digunakan dibanding sistem operasi jaringan yang lain disebabkan stabilitasnya yang tidak diragukan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar